Selasa, 17 Juni 2014

Cara Membuat Menu Dropdown / Sub Menu

Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan trik dan panduan tentang Cara membuat menu dropdown / sub menu di blogspot.
 
Demo Menu Horizontal



Cara Membuat Menu Dropdown / Sub Menu pada Blogspot 
  • Login pada Blogger
  • Masuk mode Rancangan kemudian Edit HTML
  • Beri centang pada Expand Template Widget
  • Cari kode
    atau
    atau
  • Jika sudah ketemu, letakan kode berikut diatas kode tadi

<style>
/* -- Menu Horizontal + Sub Menu-- */
#cat-nav {background:#156994;margin:0 15px;padding:0;height:35px;}
#cat-nav a { color:#eee; text-decoration:none; text-shadow: #033148 0px 1px 0px;border-right:1px solid #156994;}
#cat-nav a:hover { color:#fff; }
#cat-nav li:hover { background:#000; }
#cat-nav a span { font-family:Verdana, Geneva, sans-serif; font-size:11px; font-style:normal; font-weight:400; color:#fff; text-shadow:none;}
#cat-nav .nav-description { display:block; }
#cat-nav a:hover span { color:#fff; }
#secnav, #secnav ul { position:relative; z-index:100; margin:0; padding:0; list-style:none; line-height:1; background:#0d5e88; }
#secnav a { font-family:Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-style:italic; font-weight:700; font-size:14px; display:block; z-index:100; padding:0 15px; line-height:35px; text-decoration:none;}
#secnav li { float:left; width: auto; height:35px;}
#secnav li ul  { position: absolute; left: -999em; width: 200px; top:35px}
#secnav li ul li  { height:30px; border-top:1px solid #fff; }
#secnav li ul li a  { font-family:Verdana, Geneva, sans-serif; width:180px; line-height:30px; padding:0 10px; font-size:11px; font-style:normal; font-weight:400; color:#eee; }
#secnav li ul ul  { margin: -30px 0 0 180px; }
#secnav li:hover ul ul, #secnav li:hover ul ul ul, #secnav li.sfhover ul ul, #secnav li.sfhover ul ul ul { left:-999em; }
#secnav li:hover ul, #secnav li li:hover ul, #secnav li li li:hover ul, #secnav li.sfhover ul, #secnav li li.sfhover ul, #secnav li li li.sfhover ul { left: auto; }
#secnav li:hover,#secnav li.hover  { position:static; }
#cat-nav #secnav {width:100%;margin:0 auto;}
</style>
<div id='cat-nav'>
<ul class='fl' id='secnav'>
<li><a href='#'>Home</a></li>
<li><a href='#'>Menu 1</a></li>
<li><a href='#'>Menu + Sub Menu</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>Sub Menu 1</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 2</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 3</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>Menu</a></li>
<li><a href='#'>Menu + Sub</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>Sub 1</a></li>
<li><a href='#'>Sub 2</a></li>
<li><a href='#'>Sub 3</a></li>
<li><a href='#'>Sub 4</a></li>
<li><a href='#'>Sub 5</a></li>
<li><a href='#'>Sub 6</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>Menu</a></li>
<li><a href='http://blogtutorials-01.blogspot.com'>Blogger Tutorial</a></li>
</ul>
</div>
 
Catatan:
Silakan ganti tanda PAGAR (#) dengan link/url yang kamu mau, boleh link posting atau link Label (Kategori) Sub Menu dan Sub adalah sub menu dari menu (Menu + Sub Menu dan Menu + Sub), silakan ganti nama masing-masing menu sesuai selera.
Hal-hal yang mungkin akan ditanyakan :
1. Kode yang harus dicari tidak ada di blog saya
Solusinya, silakan pasang kode menu horizontak tersebut di tempat yang kira-kira pas dengan yang kamu mau, kemudian klik Preview (Pratinjau). Jika masih belum pas silakan pindahkan  kode tersebut kemudian Pratinjau lagi. Lakukan sampai menunya sudah berada ditempat yang kamu mau.
2. Bagaimana cara memasukkan beberapa artikel dalam 1 menu?
Agar bisa menampilakan beberapa artikel dalam 1 menu maka kamu harus pasang Link Label pada menu tersebut, caranya sama, yaitu dengan cara mengganti tanda pagar (#) dengan link label yang ada di blog teman. 





Sumber :  Cara Membuat Menu Dropdown / Sub Menu

Karakteristik Wilayah Sulawesi Tengah

      Provinsi Sulawesi Tengah terletak di bagian tengah Pulau Sulawesi, dengan luas wilayah 6.552.672 Ha. Luas perairan laut Sulawesi Tengah mencapai 193.923,75 Km2 dengan jumlah pulau sebanyak 1.402 pulau dengan batas-batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo; Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Maluku dan Maluku Utara; Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinsi Sulawesi Tenggara; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar dan Propinsi Sulawesi Barat.
Secara administrasi, hingga Tahun 2014 Provinsi Sulawesi Tengah terdiri atas 11 Kabupaten dan 1 Kota yaitu Kabupaten Donggala, Poso, Tolitoli, Banggai, Buol, Morowali, Parigi Moutong, Banggai Kepulauan, Banggai Laut, Tojo Una-Una, Sigi dan Kota Palu.
Posisi astronomi Sulawesi Tengah terletak antara 2022’ Lintang Utara dan 3048’ Lintang Selatan serta 119022’ dan 124022’ Bujur Timur. Posisi Geostrategis Sulawesi Tengah berada di tengah wilayah nusantara dan di tengah pulau sulawesi, berada di lintasan koridor perairan dari utara ke selatan menuju lautan pasifik (Selat Makassar dan Laut Sulawesi).
Berdasarkan Kemiringan lahan, dataran Sulawesi Tengah terdiri dari: kemiringan 0 - 3 derajat sekitar 11,8 persen; kemiringan 3 - 15 derajat sekitar 8,9 persen; kemiringan 15 - 40 derajat sekitar 19,9 persen; dan kemiringan di atas 40 derajat sekitar 59,9 persen. Sedangkan berdasarkan elevasi (ketinggian dari permukaan laut), dataran wilayah Sulawesi Tengah terbagi atas: ketinggian 0 m – 100 m = 20,2 persen; ketinggian 101 m – 500 m = 27,2 persen; ketinggian 501 m – 1.000 m = 26,7 persen, dan ketinggian 1.001 m ke atas = 25,9 persen.
Struktur dan Karakteristik geologi wilayah Sulawesi Tengah didominasi oleh bentangan pegunungan dan dataran tinggi, yakni mulai dari wilayah Kabupaten Buol dan Tolitoli, terdapat deretan pegunungan yang berangkai ke jajaran pegunungan di Provinsi Sulawesi Utara. Di tengah wilayah Sulawesi Tengah yaitu Kabupaten Donggala dan Parigi Moutong terdapat tanah genting yang diapit oleh Selat Makassar dan Teluk Tomini, selain itu sebagian besar merupakan daerah pegunungan dan perbukitan. Di selatan dan timur yang mencakup wilayah Kabupaten Poso, Tojo Unauna, Morowali dan Banggai, berjejer deretan pegunungan yang sangat rapat seperti Pegunungan Tokolekayu, Verbeek, Tineba, Pampangeo, Fennema, Balingara, dan Batui. Sebagian besar dari daerah pegunungan itu mempunyai lereng yang terjal dengan kemiringan di atas 45 derajat.
Di sepanjang wilayah Sulawesi Tengah terdapat Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalir di wilayah kabupaten/kota. Beberapa DAS yang terletak di Wilayah Sungai Strategis Nasional di antaranya DAS Parigi-Poso seluas 1.101,87 Ha terletak di Kabupaten Kabupaten Parigi Motong dan Kabupaten Poso, serta DAS Laa seluas 2.875,60 Ha teletak di Kabupaten Poso. Selain DAS, juga terdapat beberapa danau berada di kawasan lindung. Beberapa danau ini di antaranya Danau Poso seluas 36.235,78 Ha. terletak di Kabupaten Poso, dan Danau Lindu seluas 3.428,49 Ha. terletak di Kabupaten Sigi. 
Sebagaimana daerah lain di Indonesia, wilayah Sulawesi Tengah memiliki dua musim yaitu musim panas dan musim hujan. Musim panas terjadi antara Bulan April-September, sedangkan musim hujan terjadi pada Bulan Oktober – Maret. Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Udara Mutiara Palu Tahun 2010 bahwa rata-rata suhu udara adalah 27,7°C. Suhu udara terendah terjadi pada Bulan Agustus yaitu sebesar 26,7°C, sedangkan bulan lainnya suhu udara berkisar antara 26,7-28,8°C. Kelembaban udara ratarata tertinggi terjadi pada Bulan April yang mencapai 80 persen, sedangkan kelembaban udara terendah terjadi pada Bulan Juni dan Agustus yaitu 82 persen. Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu Tahun 2010 terjadi pada Bulan Juni yaitu 123,0 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada Bulan Maret yaitu 11,7 mm. Sementara itu kecepatan angin pada Tahun 2010 rata-rata 3,7 knots. Arah angin pada Tahun 2010 masih berada pada posisi yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu datang dari posisi utara. Sebagai ibukota provinsi, Kota Palu beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan rata-rata antara 1.500 mm sampai dengan 4.000 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 12°C sampai 24°C dengan kelembaban antara 78% pada musim hujan dan 70% pada musim kemarau.

Sumber : Blogger Sulteng

Internet Dowdload Manager 6.19

 

Senin, 16 Juni 2014

VSAT (Very Small Aperture Terminal)

 
       VSAT merupakan kependekan dari Very Small Aperture Terminal yang menyediakan akses yang sangat efisien. Metode Jaringan berbasis VSAT memberikan solusi efisien yaitu dengan metode cost effective dan reliable untuk distribusi data ke sejumlah lokasi berbeda tanpa terkait jarak untuk distribusi data ke banyak lokasi dengan tingkat pelayanan dan perawatan yang sama di tiap titik. VSAT mudah diatur dari satu tempat, dibanding dengan komunikasi terestrial yang menggunakan banyak jalur komunikasi dan peralatan dari penyedia jaringan dan vendor yang berbeda.
        Maka dalam pengertian VSAT di jelaskan bahwa VSAT adalah pilihan bagi mereka yang berada di tempat terpencil dan membutuhkan koneksi Internet dimana tidak ada infrastruktur lain seperti leased line, ISDN, bahkan tidak juga telepon. VSAT berbentuk seperti piringan yang berukuran besar dan menghadap ke langit. Dengan peralatan ini maka sinyal digital diterima dan dikirimkan ke satelit. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi.

        Untuk mendapatkan data Internet dari setelit, sistem ini sama dengan mendapatkan sinyal televisi dari satelit. Jadi Data dikirimkan oleh satelit dan diterima oleh sebuah alat decoder pada sisi pelanggan. Data yang diterima dan yang hendak dikirimkan melalui VSAT harus di-encode dan di-decode terlebih dahulu. Satelit Telkom-1 menggunakan C-Band (4-6 GHz). Selain C-Band ada juga KU-Band. Namun C-Band lebih tahan terhadap cuaca dibandingkan dengan KU-Band. Satelit ini menggunakan frekuensi yang berbeda antara menerima dan mengirim data. Intinya, frekuensi yang tinggi digunakan untuk uplink (5,925 sampai 6,425 GHz), frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk downlink (3,7 sampai 4.2 GHz). Sistem ini mengadopsi teknologi TDM dan TDMA.

        Sebenarnya piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit geostasioner berarti satelit tersebut selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya. Satelit geostasioner mengorbit selalu pada titik yang sama di atas permukaan bumi, katakanlah di atas Monas, maka dia akan selalu berada di atas sana dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya. VSAT menyediakan bagi pelanggannya untuk sambungan internet secara permanen dengan kecepatan tinggi atau private network dengan kecepatan tinggi. VSAT sangat sesuai untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki banyak cabang yang harus selalu terhubung dengan kantor pusat. Perusahaan-perusahaan dalam industri pertambangan, energi, perkebunan, keuangan dan perbankan maupun perusahaan-perusahaan yang memiliki cabang di seluruh wilayah Indonesia membutuhkan solusi VSAT sebagai sarana komunikasi mereka.

        Umumnya konfigurasi VSAT adalah seperti bintang. Piringan yang di tengah disebut hub dan melayani banyak piringan lainnya yang berlokasi di tempat yang jauh. Hub berkomunikasi dengan piringan lainnya menggunakan kanal TDM dan diterima oleh semua piringan lainnya. Piringan lainnya mengirimkan data ke hub menggunakan kanal TDMA. Dengan cara ini diharapkan dapat memberikan konektifitas yang baik untuk hubungan data, suara dan fax. Semua lalu lintas data harus melalui hub ini, bahkan jika suatu piringan lain hendak berhubungan dengan piringan lainnya. Hub ini mengatur semua rute data pada jaringan VSAT.

        KU-band adalah bagian dari spektrum elektromagnetik dengan jarak frekuensi dalam gelombang mikro mencapai 11,7 hingga 12,7 GHz (downlink frequencies) dan 14 hingga 14,5 GHz (uplink frequencies). KU-band atau Kurtz-Under band terutama digunakan pada satelit komunikasi, khususnya untuk penerbitan dan penyiaran satelit televisi atau Direct Broadcast Television. KU-band juga digunakan untuk sinyal telepon dan layanan komunikasi bisnis.

    C-Band adalah nama yang diberikan kepada bagian tertentu dari spektrum elektromagnetik , serta berbagai panjang gelombang dari gelombang mikro yang digunakan untuk telekomunikasi radio jarak jauh. IEEE C-band dan variasi-variasi kecil nya berisi rentang frekuensi yang digunakan untuk transmisi satelit komunikasi paralel oleh beberapa perangkat Wi-Fi, beberapa telepon nirkabel, dan beberapa sistem radar cuaca.

        IEEE C-band adalah bagian dari spektrum elektromagnetik pada rentang frekuensi microwave berkisar 4,0-8,0 Ghz, tetapi definisi ini adalah salah satu yang diikuti oleh produsen radar dan pengguna, namun tidak harus oleh pengguna telekomunikasi radiomicrowave.

        Dalam sebuah system jaringan VSAT, element jaringannya dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
  1. Ground segment; yaitu element jaringan VSAT yang berada di bumi, yang terdiri dari HUB, dan terminal VSAT itu sendiri.
  2. Space segment, yaitu element jaringan VSAT yang terdapat di langit, yang terdiri dari satelit, dalam hal ini digunakan satelit GEO (Geosynchronous Earth Orbit).
        Dengan teknologi VSAT yang semakin maju, komunikasi antar pulau di Indonesia akan menjadi semakin mudah, murah dan efisien. Mudah, karena tidak terhalangi lautan maupun topografi bumi. Murah, karena jauh atau dekat biayanya sama. Teknologi VSAT dapat dimanfaatkan untuk mempermudah telekomunikasi di banyak industri dan bisnis. Bidang bisnis yang sangat membutuhkan antara lain perbankan (misalnya komputerisasi online), perusahaan pengeboran minyak, penerbangan, distribusi barang dan jasa, bisnis perkayuan dan lain-lain.

        Kelebihan VSAT dibandingkan saluran kabel, selain lebih murah biayanya, juga andal, dengan bandwidth lebar dan sistem transmisi paket data. VSAT juga berfungsi sebagai substitusi atau pengganti line telepon dan gelombang mikro (microwave). Kemampuan VSAT dalam transfer data, suara dan video sangat bagus karena bandwidth yang lebar. Dengan memanfaatkan teknik kompresi yang baik, gambar dan suara semakin mudah ditransfer dengan biaya murah.

        Beberapa keuntungan dari penggunaan VSAT antara lain adalah :
  1. Jangkau luas, karena menggunakan satelit GEO, maka untuk menjangkau seluruh permukaan bumi cukup digunakan 3 buah satelit.
  2. Fleksible, terminal VSAT dapat dipasang dan dikurangi dengan mudah dan cepat serta dapat dipasang di mana saja.
  3. Cocok untuk digunakann pada daerah dengan kondisi geografis yang susah digunakannya kabel dan terrestrial seperti kepulauan yang luas dan banyak.
  4. Bandwidth yang digunakan dalam komunikasi satelit cukup lebar, cocok untuk komunikasi broadband.
        Dalam hal biaya, sulit dibandingkan antara VSAT dengan layanan terestrial. Terestrial selalu memperhitungkan jarak dan kapasitas, sementara VSAT hanya memperhitungkan kapasitas, jauh maupun dekat jarak yang ditempuh tidak masalah. Pada VSAT biaya investasi awal tinggi namun abonemen akan semakin turun setiap client bertambah. Berbeda dengan layanan terestrial yang memerlukan tambahan investasi dan biaya operasional setiap kali client bertambah.

Kerugian system VSAT antara lain adalah :
Jarak satelit dan bumi yang relative jauh mengakibatkan adanya delay propagasi yang signifikan.
  1. Rentan tehadap kondisi cuaca dan atmosfer bumi.
  2. Biaya setup awal sebuah system satelit sangat mahal.
        Pada era informasi global, persaingan di dunia bisnis memerlukan kecepatan waktu. Kebutuhan pengambilan keputusan dalam bisnis memerlukan informasi yang cepat dan akurat. Hal ini perlu didukung oleh infrastruktur yang andal dan mudah diimplementasikan.

      Di Indonesia, penggunaan infrastruktur jaringan telekomunikasi satelit VSAT merupakan pilihan tepat, mengingat Indonesia terdiri dari banyak pulau yang tersebar sehingga sulit dijangkau oleh teknologi komunikasi microwave maupun jaringan kabel. Selain kurang efektif, jaringan microwave maupun kabel tidak efisien karena instalasinya memakan waktu lama dan menelan biaya besar. Di samping itu, keduanya sangat rentan terhadap gangguan, sedangkan cakupan areanya pun sangat terbatas karena kendala geografis.

SATELIT


Pengertian Satelite

Satelit Komunikasi adalah sebuah satelit buatan yang ditempatkan di angkasa dengan tujuan telekomunikasi. Satelit komunikasi modern menggunakan orbitgeosynchronous, orbitMolniya atau orbit Bumi rendah. .
Alokasi Frekuensi untuk Layanan Satelit
Pengalokasian frekuensi untuk layanan satelit adalah proses yang sangat kompleks yang membutuhkan koordinasi dan perencanaan tingkat internasional. Hal ini dilakukan dibawah pengawasan International Communication Union (ITU). Dalam hal perencanaan frekuensi ini (frequency planning), dunia dibagi menjadi 3, yaitu:

- Kawasan 1: Eropa, Afrika, Rusia (dulu masih Soviet) dan Mongolia
- Kawasan 2: Amerika Utara dan Selatan, Greenland
- Kawasan 3: Asia (diluar daerah 1), Australia dan Pasifik Barat Daya

Dalam setiap kawasan, frekuensi dialokasikan untuk berbagai macam layanan satelit, walaupun frekuensi tersebut dipakai untuk layanan yang berbeda di kawasan lain. Beberapa layanan satelit adalah sebagai berikut:

a.Fixed Satellite Service (FSS)
FSS menyediakan link untuk jaringan telepon dan juga untuk pentransmisian sinyal televisi ke perusahaan tv kabel, untuk kemudian didistribusikan melalui jaringan kabel. Contoh FSS: DTH (Direct To Home), akses internet, video conferencing, satelit new gathering (SNG), frame relay, Digital Audio broadcasting (DAB). Keunggulannya yaitu, tidak tergantung pada jarak, dapat menyediakan layanan untuk cakupan semua wilayah.

b. Broadcasting Satellite Service (BSS)
BSS diperuntukkan untuk broadcast langsung ke rumah-rumah
masyarakat sehingga sering juga disebut DBS (Direct Broadcast Satellite)

c.Mobile Satellite Service
Mobile satellite service melayani komunikasi bergerak baik di daratan,
laut maupun udara.

d. Navigational Satellite Service
Navigational satellite servicemelayan i global positioning system(G PS).

e.Meteorological Satellite Service
Meteorological service melayani riset dan layanan penyelamatan (rescue). Ku band banyak dipakai untuk layanandir ect broadcastdan fixed satellitetertentu. C band digunakan untuk fixed satellite dan tidak diperbolehkan dipakai untuk direct broadcast. VHF band digunakan untuk layanan mobile dan navigational tertentu dan juga untuk data transfer dari satelit cuaca. L band untuk layanan mobile dan navigational. Untuk layanan fixed di band C,
subrange yang paling banyak digunakan adalah 4–6 GHz. Frekuensi yang lebih tinggi hampir pasti dipakai untukuplink menuju satelit, alasannya akan diungkapkan pada bab selanjutnya. Para praktisi sering menyebut C band sebagai 6/4 GHz, frekuensiuplink
disebutkan terlebih dahulu. Untuk layanan direct broadcast pada Ku band, subrange yang paling banyak dipakai adalah 12–14 GHz, yang sering disebut sebagai 14/12 GHz. Walaupun penetapan frekuensi dibuat sepresisi mungkin, contohnya Ku band adalah 14.030 dan 11.730 MHz, tetapi pemakaian nilai seperti dikemukakan diatas dalam perhitungan dapat dilakukan dengan hasil yang cukup baik. Keunggulan dari penggunaan komunikasi satelit diantaranya:

1.Cakupan yang luas, satu Negara, region, ataupun satu benua
2. Bandwidth yang tersedia cukup lebar
3. Independen dan infrastuktur terrestial
4. Instalasi jaringan segmen Bumi yang sangat cepat
5. Biaya relatif rendah per site
6. Karakteristik layanan yang seragam
7. Layanan total hanya dari satu provider
8. Layanan mobile/wireless yang independen terhadap lokasi
Kelemahan Komunikasi satelit diantaranya:1. Delay propagasi besar
2. Rentan terhadap pengaruh atmosfir
3. Up Front Cost tinggi, contoh untuk satelit GEO: Spacecraft, Ground Segment & Launch = US $ 200juta, Asuransi: $ 50 juta
CARA KERJA SISTEM SATELIT
Cara kerja bagaimana satellite bisa digunakan dalam berbagai macam sistem komunikasi.
banyak aplikasi yang dapat digunakan menggunakan jasa komunikasi satellite diantaranya :

1. komunikasi data
2. voice
3. video conference
4. VPN (Virtual Private Network)
satellite hanya media transmisi jadi apaun bisa di kirimkan lewat sistem ini.
Sistem komunikasi satellite terdiri dari dua komponen utama, yaitu :

A. Ground Segment
Ground segment adalah komponen yang berada di bumi. atau letaknya berada di bumi. contohnya yaitu HUB,VSAT (Very Small Aperture terminal) pokoknya yang model nya berbentuk parabola.

B. Space Segment
Space segment adalah komponen yang berada di luar angkasa. ada yang tau apa…. Jelas yaitu SATELLITE.
Satellite bergerak sesuai dengan orbit yang telah ditentukan. ada beberapa type satellite yaitu LEO,GEO,NEO. yang sering dipakai di indonesia yaitu GEO ( Geosynchronous Earth Orbit) satellite ini berotasi searah putaran bumi.
Macam-macam frekungsi yang digunakan :C-Band ( 4-6 GHz)

Ku-Band (12-18 GHz)
K-Band ( 18-27 GHz)
Ka-Band (27-40 GHz)
Cara kerja komunikasi satellite :

PRINSIP KERJA SISTEM KOMUNIKASI SATELIT

Prinsip dasar komunikasi satelit adalah sistem komunikasi radio dengan satelit sabagai stasiun pengulang. Konfigurasi suatu sistem komunikasi satelit terbagi atas dua bagian, yaitu: ruas
bumi (ground segment) dan ruas angkasa (space segment). Ruas bumi terdiri dari beberapa
stasiun bumi yang berfungsi sebagai stasiun bumi pengirim dan stasiun bumi penerima,
sedangkan ruas angkasa berupa satelit yang menerima sinyal yang dipancarkan dari stasiun
bumi pengirim, kemudian memperkuatnya dan mengirimkan sinyal tersebut ke stasiun bumi
penerima.
ada sistem komunikasi satelit yang menggunakan orbit geosinkron, jarak yang harus ditempuh
sangat jauh, yaitu sekitar 36.000 km. Hal ini menyebabkan redaman lintasan menjadi sangat
besar, sehingga level daya terima sangat lemah. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan
peralatan yang mempunyai kehandalan tinggi, baik dari segmen angkasa maupun segmen
bumi.
Sesuai dengan ketinggian orbitnya, sistem komunikasi satelit bergerak terdiri dari tiga
jenis orbit, yaitu:

a. LEO (Low Earth Orbit) pada ketinggian 500 km sampai dengan 2.000 km.
b. MEO (Medium Earth Orbit) pada ketinggian 5.000 km sampai dengan 20.000 km.
c. GEO (Geosynchronous Earth Orbit) pada ketinggian 35.786 km.

Link Komunikasi Satelit
Dalam link komunikasi satelit terdapat dua lintasan utama, yaitu uplink dan downlink. Uplink
merupakan lintasan dari stasiun bumi ke satelit, sedangkan downlink merupakan lintasan dari
satelit ke stasiun bumi. Untuk hubungan link komunikasi dapat dilakukan melalui beberapa
konfigurasi, yaitu: hubungan point-to-point, point-to-multipoint, multipoint-to-poit, dan
multipoint-to-multipoint. Dalam sistem komunikasi satelit, untuk uplink biasa digunakan
konfigurasi multipoint-to-point, sedangkan untuk downlink biasanya menggunakan konfigurasi
point-to-multipoint (broadcast).
Hubungan dalam komunikasi satelit dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu:

a. Uplink, yaitu hubungan dari stasiun bumi ke satelit.
b. Downlink, yaitu hubungan dari satelit ke stasiun bumi.
c. Inter Satellite Link (ISL), yaitu lintasan full duplex antara dua satelit.
Parameter Link Sistem Komunikasi Satelit
Parameter link sistem komunikasi satelit terdiri dari penguatan antena, EIRP, redaman ruang
bebas, kerapatan fluks daya, daya sinyal pembawa dan derau. Dengan parameter ini,
persyaratan teknik yang harus dipenuhi oleh sistem dapat ditentukan, yang pada akhirnya
dapat diperoleh rancangan sistem dengan kualitas sinyal sesuai dengan yang diharapkan.
Parameter-parameter yang diperlukan dalam perhitungan link dapat dilihat dari gambar
Penguatan Antena
Penguatan antenna adalah perbandingan daya yang dipancarkan (diterima) dalam tiap satuan luas
pada arah tertentu oleh suatu antena dengan daya yang dipancarkan (diterima) dalam luas yang
sama dengan menggunakan antena isotropic jika keduanya diberi daya yang sama. Dalam
komunikasi satelit, jenis antena yang biasa digunakan untuk satelit adalah antena parabola
Daya Pancar Isotropis Efektif (EIRP)
EIRP (Equivalent Isotropic Radiated Power) merupakan parameter yang menunjukkan nilai
efektif daya yang dipancarkan dari antena yang memiliki penguatan sendiri
Redaman Ruang Bebas fs L (FSL)
Redaman ruang bebas atau FSL (Free Space Loss) dipengaruhi oleh jarak stasiun bumi ke satelit
dan besarnya frekuensi karier yang digunakan dalam transmisi radio.
Kerapatan Fluks Daya
Pada arah pancar juga dikenal kerapatan fluks daya (power flux density) dalam satuan 2 watt/m

Daya Sinyal Pembawa
Daya sinyal pembawa (carrier) sering juga disebut sebagai Receive Signal Level atau RSL. Daya sinyal pembawa ada dua macam, yaitu daya sinyal pembawa arah uplink dan daya sinyal pembawa arah downlink. Daya sinyal pembawa arah uplink adalah daya yang diterimma satelit dari stasiun bumi pemancar setelah mengalami redaman ruang bebas arah uplink, rugi-rugi tambahan dan penguatan di satelit. Sedangkan daya sinyal pembawa arah downlink adalah daya yang diterima stasiun bumi penerima yang berasal dari daya pancar satelit setelah mengalami redaman ruang bebas arah downlink, rugi-rugi tambahan dan penguatan antenna stasiun bumi penerima. Secara umum persamaan matematisnya dapat dituliskan sebagai berikut Daya Derau Derau merupakan sinyal pengganggu yang bercampur dengan sinyal informasi sehingga menyulitkan penerima untuk mendapatkan informasi asli yang dikirimkan. Derau ini akan sangat merugikan jika spektrumnya berada dalam cakupan spectrum sinyal berguna (spektrum sinyal yang digunakan). Model derau yang paling banyak digunakan adalah derau putih (white noise) yaitu derau yang spektrumnya selebar spektrum sinyal berinformasi B dengan kepadatan daya spektral No yang konstan. Temperatur derau antena tergantung dari beberapa aspek, seperti: pola penguatan antena, temperatur langit (ruang bebas), ekivalen temperatur derau atmosfir, serta temperatur derau dari matahari Pada komunikasi satelit, karena jarak yang sangat jauh, maka sinyal yang diterima pada user maupun di satelit akan melemah. Sehingga untuk memenuhi persyaratan C/N yang ditentukan, maka dibutuhkan receiver dengan noise thermal sekecil mungkin. Umumnya noise thermal untuk satelit adalah sekitar 450 ± 600 K Bit Error Rate (BER) Besarnya BER tergantung pada besarnya Eb/No sistem, dimana Eb/Nomerupakan perbandingan antara energi bit dengan rapat daya derau pada keluaran demodulator. Energi bit tiap informasi didefinisikan sebagai energi yang terakumulasi pada penerima dari penerimaan power carrier (C) selama interval waktu yang setara dengan waktu yang diperlukan untuk menerima bit informasi Hubungan antara Eb/No dan BER tergantung pada tipe modulasi dan Forward Error Correction (FEC) yang digunakan pada sistem.

MODEM HUGHES


Modem Hughes merupakan modem satelit yang banyak digunakan perusahaan provider besar di negeri ini. Produk paman Sam ini bandel dikelasnya desainnya yang tipis dan ringan sangat mudah dibawah kelokasi serta mudah di konfigurasi. Point ini sangat bermanfaat bagi teknisi VSAT yang selalu mobile membawa peralatan yang berat. Nah, jika anda teknisi VSAT atau teknisi dadakan yang akan melakukan instalasi modem Hughes ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan. 
 
1. Peralatan pendukung / Tools :
    • PC / Notebook dilengkapi dengan Port Ethernet LAN
    • Kabel LAN / UTP kabel RJ 45 Cross
    • Tools lengkap untuk pemasangan Instalasi Antena
 2.Koneksikan perangkat seperti gambar berikut :

 3. Ilustrasi Koneksi Modem ke PC ( Laptop ) :

 
4. Konfigurasi IP Modem
     
IP Default bawaan pabrik untuk modem Hughes HX50 adalah 192.168.0.1 / 255.255.255.252
Maka Set Ethernat LAN PC / Komputer anda dengan IP Address 192.168.0.2 Subnet Mask 255.255.255.252   , denagn Gateway 192.168.0.1 / IP Modem Hughes HX50 (seperti contoh dibawah)
Seting dengan Windows XP :
Masuk ke menu Control Panel – Network Conection – Local area conection.
Klik Properties – Internet Protocol ( TCP/IP ).
Masukan seting IP diatas seperti gambar dibawah ini :
 












Klik Start – Run

Masukan perintah cmd lalu enter

 Lalu Ketikan IPCONFIG untuk Melihat IP Pada Lebtop 

 Ping IP 192.168.0.1 untuk Memastikan  Koneksi Jaringan Terhubung dengan baik.

Sampai disini koneksi antara modem dan laptop telah berhasil, selanjutnya tinggal commissioning, caranya bisa dilihat pada artikel ini Cara commissioning modem hughes menggunakan telnet

Selain Persiapan diatas ada yang perlu diperhatikan pula yaitu.
Hal yang harus diperhatikan :
1.    Tegangan listrik harus stabil (220 Volt). apabila perlu gunakan tambahan perangkat Stavolt atau UPS.
2.    Tegangan Neutral dengan Grounding harus di bawah 1 Volt AC
3.    Penempatan Antena pada permukaan yang datar (tiang antena harus vertical)
4.    Arah Antena ke Satelite tidak boleh terhalang apapun
5.    Antena harus di hubungkan ke grounding
6.    Referensi Untuk Pointing Antena Ke Arah Satelit yang dituju dengan berpatokan pada nilai Elevasi dan   Azimuth Posisi Antena VSAT/St Bumi
7.    Pemasangan F Connector indoor dan Outdoor harus sesuai dengan procedure.
8.    Modem harus ditempatkan pada suhu ruangan yang sejuk tidak boleh panas.
9.    Selalu koordinasi dengan  HUB NOC pada saat Pemasangan.

Minggu, 15 Juni 2014

Sistem Komunikasi VSAT

Pada dasarnya sistem komunikasi satelite sama dengan komunikasi radio pada umumnya. Bila komuniksi pada jaringan microwave mempunyai stasiun repeater yang terletak di permukaan bumi, maka satelite-pun dapat dianggap sebagai sebuah stasiun repeater yang terletak di angkasa.

            Komponen utama dari sistem komunikasi satelit adalah sebuah ruas angkasa (space segment) berupa sebuah satelit komunikasi yang berada di orbit geostasioner dan beberapa ruas bumi (earth segment) berupa stasiun-stasiun bumi (earth stations).
      Skema Komunikasi Satelit


          Karena jauhnya jarak satelit (Satelit geostasioner berjarak + 36.000 Km) dari permukaan bumi, maka dalam komunikasi satelit redaman ruang, awan, hujan dan lainnya juga mengenai desah(noise) bisa merusak kwalitas gelombang radio yang ditransmisikan menjadi perhatian khusus. Sinyal Radio Frekwensi (RF) yang dipancarkan oleh stasiun bumi menuju satelit disebut Uplink, dan sebaliknya sinyal dari satelit menuju ke bumi disebut Downlink.